Menggunakan schema markup adalah salah satu teknik SEO yang bisa meningkatkan score halaman Anda, mempermudah naik ke halaman pertama pencarian, dan meningkatkan Click Through Rate halaman. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari bagaimana cara menggunakannya.
Walaupun akan berurusan dengan banyak kode HTML dalam struktur halaman, Anda tidak perlu pengetahuan mendalam tentang ilmu pemrograman dasar dan HTML. Tidak seperti ketika harus mengedit pagespeed halaman, yang mana butuh skill HTML dan CSS untuk merombak struktur tema situs tersebut.
Baca Juga: Cara Meningkatkan SEO untuk Website
Untuk lebih lengkapnya mengenai penggunaan schema markup, mari kita pelajari dalam artikel berikut ini.
Jika dijelaskan secara sederhana, schema markup adalah kumpulan kode yang disisipkan ke dalam halaman Anda agar algoritma bisa mengidentifikasi apa konten yang dibahas dengan lebih mudah. Sebab kadang konten yang kita muat tidak menyebutkan kata kunci utama yang cukup bagi algoritma Google untuk mengidentifikasi isi konten tersebut.
Jika konten dalam halaman tidak bisa diidentifikasi oleh algoritma, maka Google tidak akan menampilkan halaman tersebut ke hasil pencarian apapun karena dianggap tidak relevan. Itulah mengapa ditambahkan kumpulan semantic vocabulary yang disebut schema markup.
Semantic vocabulary mirip dengan sinonim atau kata-kata yang punya arti mirip. Dalam schema ini, Anda akan menggunakan semantic vocabulary yang punya arti serupa dengan kata kunci utama dalam halaman.
Schema ini bukan hanya digunakan untuk menarik perhatian algoritma dengan membuat konten yang SEO-friendly. Dari aspek pengguna, penggunaan schema juga bisa meningkatkan CTR dengan cara membuat konten terlihat lebih menarik dan user-friendly ketika dilihat di laman hasil pencarian.
Penggunaan schema ini bisa menampilkan informasi lebih lanjut tentang apa yang dibahas di dalam halaman diluar deskripsi dan judul.
Salah satu contoh penggunaan schema markup untuk meningkatkan user-friendly yang paling sering adalah memperlihatkan konser atau acara apa saja yang akan hadir di situs hotel, cafe, atau restoran tertentu.
Selain itu, skema yang sama juga bisa digunakan untuk menampilkan elemen kecil lainnya yang membuat halaman tersebut lebih menarik di mata pengguna internet, misalnya:
Schema digunakan oleh hampir semua jenis search engine yang paling terkenal saat ini, di antaranya:
Umumnya satu schema sudah cukup untuk menampilkan hasil yang sama pada semua jenis mesin pencarian. Meskipun begitu ada kasus juga dimana schema muncul di satu mesin pencarian tapi tidak muncul di hasil pencarian search engine yang lain.
Oleh karena itu, kami sarankan Anda berfokus memaksimalkan schema pada Google saja, dan membiarkan mesin pencarian lainnya sebagai sampingan.
Cara memasang skema ini ada 2, yaitu :
Jika Anda menggunakan dashboard WordPress, kedua cara ini bisa digunakan, walaupun sudah pasti lebih mudah jika menggunakan plugin. Tapi jika Anda menggunakan Blogger, satu-satunya cara adalah dengan memasang secara manual melalui struktur HTML pada tema halaman.
Untuk lebih lengkapnya, mari kita pelajari bagaimana cara memasang schema yang SEO dan user-friendly berikut ini.
Bagi pengguna WordPress yang ingin menggunakan schema, silahkan pasang dulu plugin Yoast SEO dan tampilkan di dashboard.
Jika sudah, masuk ke halaman pos seperti dan tulis dulu konten seperti biasa.
Pada kolom Yoast SEO di bagian bawah halaman konten, akan ada kolom bertuliskan Knowledge Graph & Schema.org. Kolom inilah yang akan mengatur schema pada halaman tersebut secara otomatis.
Silahkan isi Organization jika website Anda merupakan website bisnis yang menjual produk tertentu, dan isi Person jika website Anda merupakan website pribadi, author, dan lainnya.
Kemudian tulis Organization Name atau Person Name dengan nama website. Tulis juga link halaman tersebut di kolom Organization atau Person Logo. Terakhir, klik Upload Image dan langkah-langkahnya sudah selesai.
Jika Anda tidak menggunakan WordPress atau tidak menggunakan plugin Yoast SEO, ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk memasang skema ini, yaitu:
Dengan membuat kode JSON-LD sendiri, skema yang dibuat bisa disesuaikan sesuka hati. Tapi cara membuatnya cukup rumit karena dibutuhkan kemampuan menulis kode dalam Javascript.
Oleh karena itu kita hanya akan membahas yang menggunakan generator skema saja.
Saat ini juga sudah banyak website yang menyediakan tools untuk membuat skema secara otomatis. Salah satunya yang akan kita jelaskan sekarang adalah dari Hall Analysis. Untuk lebih lengkapnya, ikuti langkah berikut ini.
Untuk pengguna Blogger, Anda bisa mengikuti langkah-langkah ini untuk menempelkan kodenya.
Ada 2 pendapat mengenai cara memasukan kode skema ini. Ada yang bilang cukup 1 saja di bawah tag <Head>, tapi ada yang bilang harus 2 kali, yaitu setelah <Head> dan sebelum </Head> agar lebih cepat di-crawl.
Sebenarnya keduanya sama saja. Menempelkan 2 kode skema tidak akan membuat proses crawl jadi lebih cepat.
Skema sebenarnya bisa dilihat langsung melalui hasil pencarian. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, akan muncul tampilan berupa rating, harga, atau snippet apapun yang Anda isi di form sebelumnya, di bawah judul halaman.
Tapi kadang ada halaman yang tidak masuk ke page one atau peringkat-peringkat pertama pencarian Google. Oleh karena itu, ada cara yang lebih mudah untuk tahu apakah schema sudah benar atau belum pada halaman tersebut.
baca juga: Rekomendasi Tools SEO Terbaik dan Gratis
Caranya yaitu menggunakan situs Google Structured Data Testing Tools. Situs ini dibuat khusus oleh Google sebagai tools untuk memeriksa schema markup pada setiap halaman yang sudah pernah di-crawl alias di-index.
Dalam halaman ini ada 2 hal yang bisa Anda tes, yaitu:
Untuk menggunakannya, silahkan ikuti tutorial singkat berikut ini.
Rich Result Test adalah tools yang digunakan untuk cek apakah kode snippet yang dimasukan sudah berfungsi dengan benar atau belum.
Cara menggunakan tools ini adalah sebagai berikut.
Jika hasilnya tertulis "Valid Items Detected" maka snippet sudah berfungsi. Tapi jika belum, gunakan tools yang berikutnya.
Halaman dengan schema yang belum muncul tadi bisa di-crawl dengan menggunakan tools Schema Markup Validator.
Caranya adalah sebagai berikut.
Hasilnya memang tidak akan instan. Tapi dengan cara ini Google bisa mendeteksi schema yang Anda gunakan dengan lebih cepat.
baca juga: Mengenal Off Page SEO dan Teknik Optimasinya
Bagi yang masih sangat awam, penggunaan schema markup ini memang akan sedikit membingungkan. Tapi jika dipelajari pelan-pelan, sebenarnya yang perlu Anda lakukan hanya copy-paste kode yang dibuat secara otomatis ke struktur HTML halaman.
It’s Time to Unlock Your Brand Potential